Thursday, 1 September 2011

Skripsi Metodologi Penelitian Komunikasi 2 (Kulaitatif)




“PEMAKNAAN VISUAL IKLAN CETAK BISNIS INDONESIA VERSI BUNGA UANG PADA MAJALAH MEDIA DIRECTORY 2010”

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Iklan merupakan medium yang paling efektif dalam mempromosikan sesuatu barang atau jasa dan sampai sekarangpun masih dianggap sebagai alat utama dalam marketing. Dengan merebaknya penggunaan iklan sebagai alat promosi, para pembuat iklan dituntut untuk berkreativitas lebih baik dan lebih baik lagi dari masa ke masa. Saat penggunaan analogi sangatlah popular dalam sebuah iklan.
Dibalik sebuah iklan terdapat proses kreatif, mulai dari yang sangat sederhana hingga yang sangat rumit dan panjang. Oleh sebab itu, wajar jika hasil akhir sebuah iklan mengundang tanda tanya dari khalayak akan makna dari iklan tersebut. Jika sebuah iklan menarik, maka akan sangat menarik juga bagi kita untuk mengetahui apa maknanya.
Menurut Rendra Widyatama dalam bukunya Bias Gender dalam Iklan (2006:13) “Iklan adalah struktur informasi dan susunan komunikasi non personal yang biasanya dibiayai dan bersifat persuasif, tentang produk (barang, jasa, dan gagasan) oleh sponsor yang teidentifikasikan, melalui berbagai macam media. Jadi hakikat iklan adalah pesan yang disampaikan dari komunikator pada komunikan. Oleh karena itu iklan adalah bentuk kegiatan komunikasi”.
Pada hakikatnya iklan adalah pesan atau berita yang bertujuan untuk memberitahukan kepada masyarakat luas dan khalayak ramai tentang produk dan atau jasa yang dimiliki oleh perusahaan dan siap untuk dipindahkan hak kepemilikannya melalui proses jual beli. Sementara itu periklanan adalah serangkaian kegiatan untuk memasarkan produk dan jasa kepada masyarakat tertentu melalui media tertentu dengan sesuatu pesan atau berita. Menurut Lofton (2004) mengatakan bahwa iklan tidak hanya hangat tetapi juga harus jelas. Untuk itu diperlukan perhatian khusus hari demi hari untuk dapat memberikan sajian iklan yang terkini dan sesuai dengan konteks perhatian masyarakat sesuai dengan sasaran iklan.
Iklan cetak sebenarnya terdiri dari bagian-bagian yang harus memakai unsure keseluruhan seperti: visual, headline, subheadline, bodycopy, slogan, seals, logo,dan signature. Namun, iklan cetak sekarang ini lebih simple atau sederhana, tidak mengharuskan memakai unsur-unsur tertentu karena iklan cetak yang sederhana dan simple inilah yang mempunyai daya tarik yang lebih kuat.
Iklan mempunyai tujuan yang penting, yaitu membujuk khalayak untuk menggunakan produk yang diiklankan. Pengiklan yang baik tidak hanya mengubah perilaku konsumennya tetapi juga harus mampu merebut hati konsumen agar mampu memenangkan hati, pengiklan perlu membuat ikatan emosional dengan target, yang dalam hal ini adalah konsumennya. Iklan harus mampu melakukan pendekatan yang berhubungan dengan keadaan nyata atau realitas dalam lingkungan dimana konsumen berada, selain itu juga khalayak dapat disegmentasikan berdasarkan demografis, geografis, dan psikografis. Sehingga tujuan dari iklan dapat berjalan dengan efektif dan efisien.
“Komunikasi iklan pada dasarnya sama, yakni bentuk komunikasi persuasi terhadap komoditi atau produk dan jasa yang erat kaitannya dengan masalah masalah pemasaran. Iklan merupakan ‘media’ pemilik produk yang diciptakan oleh biro iklan untuk disebarluaskan kepada khalayak dengan berbagai tujuan, diantaranya sebagai informasi produk dan mendorong penjualan. Karena didorong penjualan, maka iklan merupakan bagian dari pemasaran produk.” (Widyatama, 2006: 13)
Iklan memperkuat persepsi tentang realitas karena iklan terkait pada realitas sosial, dan persepsi merefleksikan makna berupa nilai, sikap, keyakinan, dan citra. Pada iklan cetak “BISNIS INDONESIA versi Bunga Uang” surat kabar ini menganalogikan bahwa harian Bisnis Indonesia adalah investasi bagi pebisnis untuk mengembangkan usahanya dengan menggambarkan bunga yang dibentuk dari rangkaian uang akan berkembang setelah disiram oleh siraman informasi dari harian Bisnis Indonesia.
Penulis memilih iklan cetak “BISNIS INDONESIA versi Bunga Uang” karena iklan ini menurut penulis mengandung bermacam makna dan menjadi sebuah ketertarikan peneliti untuk membahas segala pesan dari gambar, warna, teks, dan pesan gaya hidup yang ingin disampaikan kepada khalayak.
Keseluruhan isi media pada dasarnya merupakan suatu konstruksi realitas. Alex Sobur dalam bukunya “Analisis Teks Media” (2001:88) mengatakan bahwa pekerjaan media pada hakikatnya adalah mengkonstruksi realitas, isi media menurutnya adalah hasil para pekerja media mengonstruksikan bebrbagai realitas yang dipilih.
Iklan sebagai pengisi media tidak lepas dari konstruksi-konstruksi tersebut. Pemunculan symbol-simbol kebendaan dan visualisasi lain pada hakikatnya merupakan konstruksi realitas semata yang dilakukan oleh para pembuat iklan sebagai bagian dari proses pengerjaan isi media sendiri.
Dalam penelitian ini, media yang digunakan iklan cetak “BISNIS INDONESIA versi Bunga Uang” adalah majalah. Majalah bersifat eksklusif serta lebih dapat dispesifikasikan pada kelompok-kelompok tertentu. Khalayak majalah sudah sangat tersegmentasi secara spesifik dengan jelas sesuai dengan jenis majalah, gender, usia, profesi, hingga kelas ekonomi sosial di masyarakat.
Majalah Media Directory adalah majalah yang membahas seluk beluk dunia periklanan secara detail dan sangat komprehensif. Membedah iklan hingga kepada latar belakang dan proses dunia periklanan Indonesia, sudah jelas target dari majalah Media Directory adalah khalayak di bidang periklanan, pemasaran, dan pebisnis di bidang media. Jadi apabila memasang iklan di majalah Media Directory sangatlah cocok karena akan dipahami lebih dalam oleh khalayaknya tersebut.
Menurut medianya iklan dibagi dalam dua kategori besar, yaitu iklan above the line advertising (lini atas) dan below the line advertising (lini bawah). Above the line advertising adalah jenis-jenis iklan yang disebarluaskan melalui media massa, misalnya surat kabar, majalah, radio, dan televisi. Sementara below the line advertising adalah kegiatan periklanan yang tidak melibatkan pemasangan iklan di media massa dan tidak memberikan komisi pada perusahaan. Umumnya kegiatan periklanan lini bawah ini bersifat penjualan promosi, yaitu kegiatan pemasaran yang dilakukan di tempat penjualan.
Tampilan visual mempunyai pengaruh yang sangat besar, khususnya pada iklan media cetak karena tidak didukung adanya audio maupun gerakan seperti halnya iklan bergerak di media televisi. Tampilan visual dalam media cetak merupakan salah satu unsur yang dapat menyukseskan iklan tersebut untuk dapat diinterpretasikan dan diterima konsumen dengan mudah.
Dalam iklan yang penulis ingin bahas yaitu iklan cetak “BISNIS INDONESIA versi Bunga Uang” mengandung beberapa makna. Dalam iklan tersebut dianalogikan beberapa pucuk bunga mawar yang terbuat dari uang seratus ribuan dan disiram oleh penyiram bunga yang terbuat dari kertas Koran dan memercikan informasi berupa tulisa yang menyerupai percikan air. Mungkin pesan yang dimaksud dalam iklan tersebut adalah informasi yang dapat menyuburkan investasi dan komunitas, bodycopy yang diberikan Bisnis Indonesia.
Selain gambar,dalam penyampaian pesan tersebut terdapat beberapa elemen pendukung lainnya dalam penyampaian makna iklan tersebut. Diantaranya adalah tagline, warna tata letak (layout), fotografi, dan jenis huruf. Paling menarik dari iklan cetak “BISNIS INDONESIA versi Bunga Uang” adalah penganalogian yang ingin menggambarkan investasi yang berharga yang bisa didapatkan dari informasi yang diberikan oleh harian Bisnis Indonesia.
Kajian isi pesan iklan perlu diadakan untuk melihat segala proses dan kecenderungan yang mungkin ada mengenai struktur iklan itu. Dari sini diharapkan dapat diperoleh gambaran detil tentang makna tanda-tanda yang terkonstruksi pada iklan tersebut. Karena penulis dalam konteks ilmiah selalu ingin melihat sesuatu “ada apanya” bukan hanya sekedar apa adanya.
Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis tertarik untuk meneliti sebuah penelitian berjudul “Pemaknaan Visual Iklan Cetak BISNIS INDONESIA versi Bunga Uang pada Majalah Media Directory 2010”.

B. Perumusan Masalah
Kajian semiotika yang bertujuan untuk memaknai iklan cetak BISNIS INDONESIA versi Bunga Uang dalam kaitannya dengan konstruksi realitas sosial merupakan suatu penelitian yang bertujuan untuk memberikan suatu gambaran yang kongkret tentang analogi yang disampaikan dalam emaknaan Visual Iklan Cetak BISNIS INDONESIA versi Bunga Uang pada Majalah Media Directory 2010.
Untuk itu permasalahan yang akan diteliti oleh penulis adalah: Bagaimana pemaknaan iklan cetak BISNIS INDONESIA versi Bunga Uang melalui simbil-simbol maupun tanda-tanda yang dikonstruksikan menggunakan analisis semiotika Charles Sanders Pierce?

C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan permasalahan di atas, maka penelitian ini mempunyai tujuan:
1. Untuk menemukan makna melalui symbol-simbol maupun tanda-tanda dalam konstruksi realitas pada iklan cetak BISNIS INDONESIA versi Bunga Uang.
2. Menginterpretasikan pesan yang terkandung dalam iklan tersebut yang disampaikan melaui teks dan symbol yang ditampilkan dalam iklan cetak BISNIS INDONESIA versi Bunga Uang.

D. Kegunaan Penelitian
1. Kegunaan Teoritis
Penelitian ini secara teoritis melalui segitiga Charles Sanders Pierce diharapkan dapat menjadi petunjuk untuk membedah makna yang terdapat dibalik sebuah iklan cetak BISNIS INDONESIA versi Bunga Uang melalui studi semiotika serta menambah wacana penelitian kualitatif semiotika yang ada dalam khasanah penelitian periklanan khususnya dan komunikasi pada umumnya.
2. Kegunaan Praktis
Penelitian ini secara praktis diharapkan dapat memberikan sebuah referensi bagi mahasiswa khususnya dan industri kreatif pada umumnya untuk membuat sebuah konsep iklan yang kreatif agar mampu menarik minat konsumen untuk menjadi pengguna setia produk yang diiklankan agar dapat menciptakan brand awareness dalam benak konsumen serta untuk mengetahui strategi kreatif yang ada di balik suatu iklan sehingga insane periklanan bisa dengan jeli melihat ada apa di balik teks-teks iklan dan kemudian dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam pembuatan iklan-iklan selanjutnya.








BAB II
KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

A. Kerangka Pemikiran
1. Realitas Sosial
Realitas berasal dari bahasa latin yaitu res yang berarti ‘benda’ dan yang kemudan berubah menjadi realis yang artinya ‘sesuatu yang membenda, actual, atau mempunyai wujud’. Dalam wacana keilmuan modern saat ini, realitas lazim diartikan sebagai ‘semua yang telah dikonsepkan sebagai sesuatu yang mempunyai wujud’. Realitas itu bukanlah sesuatu yang diturunkan oleh Tuhan, tidak juga sesuatu yang dibentuk secara ilmiah. Tapi sebaliknya, ia dibentuk dan dikonstruksi. Oleh karena itu, realitas berwajah ganda / plural. Setiap orang bisa memiliki konstruksi yang berbeda-beeda atas sebuah realitas. Setiap orang yang mempunyai pengalaman, preferensi, pendidikan tertentu, dan pengalaman tertentu, serta lingkungan pergaulan atau sosial tertentu akan menafsirkan realitas sosial itu dengan konstruksinya masing-masing.
Peter L. Berger dan Thomas Luckmann pertama kali memperkenalkan istilah konstruksi realitas pada tahun 1966 melalui bukunya “The Social Construction of Realty: A Treatise in The Sociological of Knowledge”. Mereka menggambarkan proses sosial melalui tindakan dan interaksinya, dimana individu secara intens menciptakan suatu realitas yang dimiliki dan dialami bersama secara subjektif. Setiap upaya ‘menceritakan’ sebuah peristiwa, keadaan, benda, atau apapun pada hakikatnya adalah usaha untuk mengonstruksikan realitas. (Sobur, 2001:88)
Berkenaan dengan realitas sosial, Berger dan Luckmann memulai penjelasan “realitas sosial dengan memisahkan pemahaman ‘kenyataan’ dan ‘pengetahuan’. Realitas diartikan sebagai kualitas yang terdapat pada realitas-realitas, yang diakui memiliki keberadaan yang tidak bergantung kepada kehendak kita sendiri. Sedangkan pengetahuan didefinisikan sebagai kepastian bahwa realitas-realitas itu nyata dan memiliki karakteristik yang spesifik.” (Sobur, 2003:186)
Realitas sosial adalah sebuah gambaran fenomena atau peristiwa yang terjadi di dalam kehidupan sosial secara nyata, sedangkan realitas simbolik merupakan sebuah makna oleh lingkungan sosial. Sementara itu realitas subjektif adalah realitas yang terbentuk oleh individu atau kelompok berdasarkan pemahaman.

2. Semiotika Komunikasi
“Komunikasi dan tanda tidak bisa dipisahkan. Theodorson dan Theodorson memberikan suatu definisi yang menekankan pada penggunaan tanda atau symbol-simbol dalam komunikasi. Menurut mereka komunikasi adalah “transisi dari informasi, ide, perilaku atau emosi dari satu individu atau kelompok kepada lainnya terutama melalui symbol.” Definisi ini mengatakan bahwa komunikasi menekankan pada pengiriman pesan dengan media utana symbol sebagai wahana pengiriman pesan. Moos dan Tubs berpendapat bahwa yang membuat komunikasi manusia menjadi unik adalah kemampuannya yang istimewa untuk menciptakan dan menggunakan lambang-lambang.” (Wibowo, 2011:133)
Semiotika adalah studi tentang tanda dan segala yang berhubungan dengannya, cara berfungsinya, hubungannya dengan tanda-tanda lain, pengiriman dan penerimaan oleh mereka yang mempergunakannya. Apabila studi tentang tanda ini berpusat pada caranya bekerja sama dalam menjalankan fungsinya, itu adalah kerja dalam sintaks semiotic. Apabila studi tentang tanda ini mementingkan hubungan antara tanda dengan pengiriman dan penerimaannya, itu adalah pragmatic semiotika. Semiotika bagi seorang Pierce adalah suatu tindakan (action), pengaruh (influence), atau kerja sama tiga subjek, yaitu tanda (sign), objek (object), dan interpretan (interpretant).
Semiotika merupakan suatu ilmu atau metode analisis untuk mengkaji tanda. Tanda-tanda perangkat yang kita pakai dalam upaya berusaha mencari jalan di duinia ini, di tengah-tengah manusia dan bersama-sama manusia. Semiotika, atau dalam istilah Barthes, semiology, pada dasarnya hendak mempelajari bagaimana kemanusiaan (humanity) memaknai hal-hal (things). Memaknai (to signify) dalam hal ini tidak dapat dicampuradukan dengan mengomunikasikan (to communicate). Memaknai berarti bahwa objek-objek tidak hanya membawa informasi, dalam hal mana objek-objek itu hendak berkomunikasi, tetapi juga mengkonstruksi sistem struktur dari tanda.” (Sobur, 2003:15)
“Pemahaman melalui simbol-simbol tersebut menjadi penekanan dalam komunikasi tentang makna apa yang terkandung di dalam setiap tanda maupun symbol-simbol. Maka itu, orang lebih sering menyebut ikhtiar ini dengan ungkapan menemukan makna “berita di balik berita”. (Sobur, 2001:117)
“’Tanda’ dan ‘makna’ merupakan kata kunci yang menghubungkan semiotikan dan komunikasi. Di dalam komunikasi terdapat unsure pesan yang terbentuk tanda-tanda. Dan tanda-tanda ini mempunyai struktur tertentu yang dilatarbelakangi oleh keadaan sosiologi ataupun budaya tempat komunikasi itu hidup sehingga untuk mempelajari bagaimana struktur pesan atau konteks di balik pesan-pesan komunikasi diperlukan studi semiotoka terlebih dalam lapangan komunikasi massa.” (Wibowo, 2011:134)




B. Tinjauan Pustaka
1. Iklan Media Cetak
Perusahaan-perusahaan di bidang media adalah mitra usaha utama bagi boro iklan . jenis media yang diproduksi biasanya dikelompokkan menjadi dua kelompok besar yaitu media cetak dan media elektronik. Sebagai sarana komunikasi, masing-masing media itu pun memiliki kekuatan sekaligus kelemahan bila dibandingkan satu sama lain. Hal ini harus menjadi pertimbangan dalam menyusun strategi pemilihan media yang akan dipakai untuk menyampaikan pesan komunikasi tersebut. urusan pemilihan media (media selection) dalam perusahaan periklanan adalah tugas media planner di departemen media. Kekuatan dana kelemahan media itu juga harus diketahui dan dipertimbangkan oleh creative team di creative department, karena hal ini berkaitan erat dengan teknik eksekusi kreatifnya.
Walaupun media berbeda-beda dalam tampilan fisik maupun proses produksinya, pesan maupun konsep kreatif iklan harus tetap sama dan konsisten. Karena itu dalam mengembangkan konsep kreatif, harus dipertimbangkan pula apakah konsep yang bagus di media cetak dapat diterapkan di semua jenis media lainnya dan apakah konsep kreatif itu juga cukup menarik untuk dikampanyekan di media manapun.
Seperti terbaca dari namanya, media cetak adalah kumpulan berbagai media informasi yang dibuat (diproduksi) dan disampaikan kepada khalayak sasaran (pembaca) melalui tulisan (cetakan) dan seringkali disertai gambar sehingga dapat dilihat dan dibaca. Informasinya bersifat umum (berita umum), bisa juga khusus (majalah profesi, bulletin keilmuan, newsletter, dan sebagainya). Ada juga yang memuat informasi komersial (iklan) ataupun campuran dari keduanya, seperti halnya Koran dan majalah. Informasi itu (yang umum maupun yang komersial) hanya sampai pada khalayak sasaran atau target audience bila sasaran melihat atau membacanya. Dengan demikian sasaran harus “aktif”, dengan kata lain, sasaran harus (mau) membacanya.” (Madjadikara, 2007: 12)
Berbeda dengan informasi di media radio, informasi di media cetak bisa menampilkan gambarnya dengan lebih rinci. Disamping itu, informasi di media cetak lebih mudah disimpan atau didokumentasikan untuk keperluan dikemudian hari. Inilah salah satu kelebihan media cetak dilihat dari segi keefektifan komunikasi, khususnya komunikasi pemasaran atau periklanan. Kelebihan lain media cetak adalah bahwa media cetak, demikian juga televisi, ideal untuk memperlihatkan atau menunjukkan produk. Ini terutama sangat penting untuk produk baru, atau produk yang didemonstrasikan atau ditunjukkan manfaat ataubenefitnya secara visual. Bila produk tersebut digunakan. Contoh media cetak yang utama adalah surat kabar, majalah, tabloid, brosur, newsletter, leaflet, flier, pamflet, dan sebagainya. Sedangkan media sepeeti spanduk, banner, billboard, neon-sign, poster, umbul-umbul, dan sebagainya biasanya disebut sebagai Media Luar Ruang (MLR), sekalipun media ini tergolong media visual yang juga diproduksi melalui semacam proses percetakan.

2. Kreativitas Iklan Media Cetak
Di dalam membuat suatu iklan, biro iklan dan team kreatif harus mengeluarkan banyak ide yang unik dan menarik. Untuk menjadikan iklan tersebut sebagai perhatian dari khalayak atau calon pembeli.
Iklan cetak sebagai salah satu media lini atas, merupakan suatu bentuk yang menggunakan media cetak. William F. arens mengatakan “Iklan cetak adalah setiapiklan yang diterbitkan dalam media cetak yang menjual ruang iklan kepada berbagai pengiklan.” (Arens, 1999:112)
Secara umum menurut William F. Arens, iklan cetak mempunyai elemen anatomi penyajian sebagai berikut.
a. Visual : merupakan bagian dari iklan cetak yang pesannya merupakan gambar, foto, atau grafik.
b. Headline : bagian ini berisi berbagai kata-kata sebagai leading position. Dalam iklan, headline akan pertama kali dibaca dan disituasikan untuk menimbulkan sesuatu perhatian, menjelaskan gambar, dan membimbing khalayak untuk membaca body copy.
c. Subhead : bagian iklan yang merupakan tulisan kecil yang lebih kecil dari headline dan merupakan headline yang lebih kecil. Biasanya ada di atas dan di bawah headline itu sendiri. Subhead lebih panjang dan lebih seperti sebuah kalimat yang sempurna dibandingkan headline.
d. Body copy : pengiklan menyampaikan pesan penjualan secara lengkap dalam body copy. Body copy berisi keuntungan, kredibilitas, pesona, dan bahkan langkah-langkah penggunaan atau cara mendapatkan suatu produk. Body copy merupakan suatu rangkaian lanjutan yang logis dari headline dan subhead.
e. Slogans : slogan merupakan kata-kata yang berguna untukmenciptakan semacam pertanyaan standar yang berkesinambungan. Bisa merupakan sebuah headline atau kalimat tersendiri. Ada dua kegunaan dari slogan, yang pertama menciptakan kesinambungan pesan dalam iklan, kedua memperpendek pesan iklan hingga bisa dimengerti khalayak dengan pesan-pesan yang cukup pendek.
f. Seals : sebuah lambing yang diberikan jika suati perusahaan mendapat penghargaan atau memenuhi standar tetentu seperti seals HALAL dari MUI atau seals dari ISO.
g. Logo & Signature : desain khusus dariperusahaan pengiklan berupa lambbang perusahaan atau desain lambing-lambang lainnya yang kerap muncul pada semuaiklan dan hampir seperti merek dagang. Memberikan suatu identitas individual bagi suatu produk dan menciptakan kembali secara cepat pada titik-titik penjualan dan promosi. (Arens, 1999: 381)
Iklan cetak memang seharusnya dituntut agar selalu kreatif, untuk mendapatkan suatu keunikan dalam beriklan. Semakin kreatif dan semakin unik tampilan iklan tersebut tentunya akan semakin melekat dalam benak khalayak sebagai calon konsumen.

3. Pengertian Komunikasi Pemasaran
Komunikasi pemasaran adalah aspek penting dalam keseluruhan misi pemasaran serta penentu suksesnya pemasaran. Dalam decade terakhir ini, komponen pemasaran dalam bauran pemasaran menjadi semakin penting. Bahkan telah diklaim bahwa pemasaran di era 1990-an adalah komunikasi dan komunikasi adalah pemasaran. Keduanya tak terpisahkan.
“Komunikasi pemasaran dapat dipahami dengan menguraikan dua unsur pokoknya, yaitu komunikasi dan pemasaran. Komunikasi adalah proses dimana pemikiran dana pemahaman disampaikan antarindividu, atau antara organisasi dengan individu. Pemasaran adalah sekumpulan kegiatan dimana perusahaan dan organisasi lainnya mentransfer nilai-nilai (pertukaran) antara mereka dan pelanggannya. Tentu saja pemasaran lebih umum pengertiannya daripada komunikasi pemasaran, namun kegiatan pemasaran banyak melibatkan aktivitas komunikasi. Jika digabungkan, komunikasi pemasaran merepresentasikan gabungan semua unsure dalam bauran pemasaran merek, yang memfasilitasi terjadinya pertukaran dengan menciptakan suatu arti yang disebarluaskan kepada pelanggan atau kliennya.” (Shimp, 2000:4)
Semua organisasi modern, baik perusahaan bisnis maupun nirlaba menggunakan berbagai bentuk komunikasi pemasaran untuk mempromosikan apa yang mereka tawarkan dan mencapai tujuan financial dan nonfinansial. Bentuk utama dari komunikasi pemasaran meliputi: iklan, tenaga penjualan, papan nama toko, display di tempat pembelian, kemasan produk, direct-mail, sampel produk gratis, kupon, publisitas, dan alat-alat komunikasi lainnya.
Secara keseluruhan, aktivitas-aktivitas yang disebutkan di atas merupakan komponen promosi dalam bauran pemasaran (marketing mix). Dalam mata kuliah dasar-dasar pemasaran, bauran pemasaran terdiri dari 4 set keputusan yang saling tekait mengenai: product, price, place (distribution), dan promotion. Walaupun “4P” ini menyebabkan istilah “promosi” umum digunakan dalam mendeskripsikan komunikasi dengan pelanggan maupun calon pelanggan, namun terminologi “komunikasi pemasaran (marketing communication)” sekarang ini lebih disukai oleh praktisi dan akademisi pemasaran.





BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Paradigma Penelitian
Paradigma merupakan suatu kepercayaan atau prinsip dasar yang ada dalam diri seseorang tentang pandangan dunia dan membentuk cara pandangnya terhadap dunia. Paradigma penelitian pada penelitian ini mengacu pada paradigm konstruktivis. Paradigm konsturktivis berbasis pada pemikiran umum tentang teori-teori yang dihasilkan oleh peneliti dan teoritisi aliran konstruktivis.
“Menurut Guba paradigma adalah seperangkat kepercayaan dasar yang menjadi prinsip utama pandangan tentang dunia yang menjelaskan pada penganutnya tentang alam dunia. Little John mengatakan bahwa teori-teori aliran konstruksionis ini berlandaskan pad aide bahwa realitas bukanlah bentukan yang objektif, tetapi dikonstruksikan melalui proses interaksi dalam kelompok, masyarakat, dan budaya.” (Wibowo, 2011:136)
Paradigma menunjukkan apa yang penting, abash, dan masuk akal dalam kehidupan nyata. Paradigma bersifat normatif, menunjukkan kepada praktisinya apa yang harus dilakukan tanpa harus melakukan pertimbangan. Ketika praktisi meneliti suatu fenomena, biasanya menggunakan perspektif yang ia anggap secara akurat menjelaskan fenomena yang ia teliti.
Paradigm konstruktivis berbasis pada pemikiran umum tentang teori yang dihasilkan oleh peneliti dan teorisasi aliran konstruktivis. Paradigm konstruktivis melihat bagaimana suatu realitas sosial dikonstruksikan. Fenomena sosial dipahami sebagai suatu realitas yang telah dikonstruksikan. Karenanya, konsentrasi analisis pada paradigm konstruksionis adalah menemukan bagaimana peristiwa atau realitas sosial dikonstruksi, dengan cara apa konstruksi tersebut dibentuk.

B. Jenis Penelitian
Pendekatan kualitatif merupakan penelitian yang menghasilkan data berupa kata-kata tertulis maupun lisan, dan bergantung pada pengamatan manusia terhadap lingkungannya sendiri dan dalam berhubungan dengan orang-orang disekitarnya.
Pada penelitian ini penulis menggunakan tipe penelitian kualitatif, dengan pendekatan deskriptif. Kirk dan Miller mendefinisikan bahwa “Penelitian kualitatif adalah tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial yang secara fundamental bergantung pada pengamatan pada manusia dalam kawasannya sendiri dan berhubungan orang-orang tersebut dalam bahasannya dan dalam peristilahannya.” (Moleong, 2000:3)
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif, yaitu sebuah penelitian yang dimaksudkan untuk memahami realitas yang diteliti dengan pendekatan menyeluruh, tidak melakukan pengukuran terhadap realitas. Penelitian ini tidak ditujukan untuk menguji hipotesis. Jenis penelitian ini memberikan peluang yang besar bagi dibuatnya interpretasi-interpretasi alternative. Dalam penerapannya metode semiotik ini menghendaki adanya pengamatan secara menyeluruh dan paneliti diminta untuk memperhatikan koherensi makna antarbagian dalam tampilan iklan cetak BISINIS INDONESIA versi Bunga Uang pada Majalah Media Directory 2010.
Penelitian ini bersifat deskriptif, karena” data-data yang dikumpulkan berupa kata-kata, gambar, dan bukan angka-angka.” (Moleong, 2000:6). Penelitian deskriptif bermaksud memberikan gambaran suatu gejala sosial tertentu, sudah ada informasi mengenai gejala sosial seperti yang dimaksudkan dalam suatu permasalahan penelitian namun belum memadai. Penelitian deskriptif membantu untuk menjawab pertanyaan atau penjelasan secara terperinci mengenai gejala sosial yang dimaksudkan dalam suatu permasalahan penelitian yang bersangkutan. Itupun karena dalam penelitian ini juga berhubungan dengan proses interpretasi yang dilakukan untuk memahami tanda-tanda, kode, ataupun symbol-simbol yang terdapat pada sebuah tampilan iklan. Dengan menggunakan pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki oleh peneliti. Tentunya intelektualitas pada setiap individu berbeda-beda, maka dapat dikatakan bahwa penelitian ini bersifat subjektif atau sesuai dengan hasil-hasil interpretasi pribadi. Memungkinkan adanya perbedaan hasil penelitian dengan hasil interpretasi dari peneliti yang lainnya.
Dengan demikian, hasil penelitian ini akan berisi kutipan-kutipan data untuk member gambaran penyajian tentang hasil penelitian tersebut. pada penelitian ini, penulis menganalisis data tersebut dengan konsisten tanpa harus keluar dari bentuk aslinya. Hal itu dilakukan seperti orang merajut sehingga setiap bagian ditelaah atau dipahami satu persatu.

C. Teknik Analisis Data
Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini mengidentifikasikan pesan dalam tampilan iklan yang terdiri dari teks dan gambar. Menggunakan semiotika Pierce yang mengacu pada tanda, objek, dan interpretant yang memiliki hubungan saling memengaruhi untuk membentuk makna dibalik teks dan gambar pada iklan cetak BISINIS INDONESIA versi Bunga Uang pada Majalah Media Directory 2010.
Pada penelitian ini penulis mencoba mengkaji makna-makna yang ditampilkan melalui symbol-simbol, gambar, serta teks padasebuah iklan. “Istilah semiotic berasal dari Bahasa Yunani semeion yang berarti ‘tanda’. Tanda itu sendiri didefinisikan sebagai sesuatu yang atas dasar konvensi sosial yang terbangun sebelumnya, dapat dianggap mewakili sesuatu yang lain.” (Sobur, 2001:95)
Berkenaan dengan studi semiotic, menurut John Fiske, terdapat tiga area pentign dalam studi semiotic, yakni:
1. Tanda itu sendiri. Hal ini terdiri atas studi tentang tanda yang bebeda itu dalam menyampaikan makna dan cara tanda-tanda itu terkait dengan manusia yang menggunakannya. Tanda adalah konstruksi manusia dan hanya bisa dipahami dalam artia manusia yang menggunakannya.
2. Kode atau sistem dimana lambang-lambang disusun. Studi ini mencakup berbagai kode dikembangkan guna memenuhi kebutuhan suatu masyarakat atau budaya atau mengeksploitasi saluran komunikasi yang tersedia untuk mentransmisikannya.
3. Kebudayaan tempat kode dan tanda bekerja. Ini pada gilirannya bergantung pada penggunaan kode-kode dan tanda-tanda itu untuk keberadaa dan bentuknya sendiri.
Untuk mengkaji iklan cetak BISINIS INDONESIA versi Bunga Uang pada Majalah Media Directory 2010 dalam perspektif semiotika, penulis mengkaji lewat sistem tanda dan iklan. Hal ini dianggap tepat karena iklan menggunakan sistem tanda yang terdiri dari lambang, baik yang verbal maupun yang ikon. Iklan juga menggunakan tiruan indeks. Kajian sistem tanda dalam iklan mencakup objek. Objek adalah hal-hal atau elemen-elemen yang terdapat dalam tampilan sebuah iklan.
Winfred Noth, seperti yang dikutip oleh Alex Sobur, mengemukakan kajian tentang iklan bisa dilihat dari dua segi:
a. Sebagai suatu proses semiosis, yakni suatu proses yang membuat suatu tanda yang mewakili yang ditandainya.
b. Sebagai upaya memengaruhi orang untuk membeli suatu produk. (Sobur, 2001:133)
Untuk meneliti semua itu, penulis menggunakan metode semiotika yang telah ada, yaitu konsep pemikiran Charles Sanders Pierce.

D. Metode Analisis
Kajian mengenai semiotika dapat dikaji melalui beberapa pendekatan, salah satunya melalui pendekatan teori tentang tanda yakni semiotika yang dikemukakan oleh Charles Sanders Pierce. “Pierce terkennal karena teori tandanya. Si dalam lingkungan semiotikan, Pierce sebagaimana dipaparkan Lechte sering kali mengulang-ulang bahwa secara umum tanda adalah yang mewakili sesuatu bagi seseorang.” (Sobur, 2003:40)
Tanda sebenarnya representasi dari gejala-gejala yang memiliki sejumlah criteria seperti: nama (sebutan), peran, fungsi, tujuan, dan keinginan. Tanda tersebut berada pada kehidupan manusia.” (Sobur, 2001:124)
Analisis semiotikaa yang digunakan pada penelitian ini adalah semiotika yang dikemukakan oleh Charles Sanders Pierce. Pemikiran Pierce ini bisa dijelaskan melalui bagan segitiga makna pada gambar berikut:





Sumber: John Fiske, Introduction to Communication Studies, Second Ed., Methuen & Co. LTD., London, 1990 p. 42

“Menurut Pierce, tanda dibentuk oleh hubungan segitiga yaitu representament yang oleh Pierce disebut juga tanda (sign) berhubungan dengan objek yang dirujuknya. Hubungan tersebut membuahkan Interpretant. Tanda atau representament adalah bagian tanda yang merujuk pada sesuatu yang menuntut cara atau berdasarkan kapasitas tertentu. Pierce mengistilahkan representament sebagai benda atau objek yang berfungsi sebagai tanda.” (Wibowo, 2011:139)
Objek adalah sesuatu yang dirujuk oleh tanda. Biasanya objek merupakan sesuatu yang lain dari tanda itu sendiri atau objek dan tanda juga bisa jadi merupakan entitas yang sama. Ada beberapa macam objek dalam teori semiotika yang dikemukakan Pierce, yaitu:
a. Objek Representasi, objek sebagaimana direpresentasikan oleh tanda.
b. Objek Dinamik, objek yang tidak bergantung pada tanda, objek inilah yang merangsang penciptaan tanda. (Wibowo, 2011:139)
Interpretant merupakan efek yang ditimbulkan dari proses penandaan atau bisa juga tanda sebagaimana diserap oleh benak kita, sebagai hasil penghadapan kita dengan tanda itu sendiri. Sebagaimana objek menurut Pierce, interpretant dibagi menjadi tiga macam, yaitu:
a. Immediate Interpretant (Makna Pertama). Makna yang muncul ketika kita memahami tanda secara bebas. Efek pertama atau potensi makna sebuah tanda, sebelum adanya penafsiran.
b. Dynamic Interpretant (Makna Dinamis). Makna yang merupakan efek langsung tanda. Efek langsung yang benar-benar dihasilkan sebuah tanda pada penafsir, yang bebeda dari suatu penafsiran lainnya (meskipun ditafsirkan oleh seorang penafsir).
c. Final Interpretant (Makna Akhir). Makna yang merupakan efek tanda yang relatif jarang secara penuh berfungsi pada setiap contoh penggunaan. Sesuatu yang pada akhirnya diputuskan sebagai tafsiran yang sebenarnya.
Apabila ketiga elemen makna tersebut berinteraksi dalam benak seseorang maka muncul makna tentang sesuatu yang diwakili oleh tanda tersebut.

E. Unit Analisis
Unit yang dianalisis oleh penulis adalah setiap gambar, tulisan, warna, dan pesan yang ada pada iklan tersebut baik verbal maupun nonverbal yang akan dianalisis secara terpisa dan dilihat pula secara keseluruhan makna yang akan muncul pada gambar di iklan cetak BISINIS INDONESIA versi Bunga Uang pada Majalah Media Directory 2010.
Setiap simbol, tulisan, gambar, warna, dan pesan yang secara keseluruhan yang ada pada tampilan iklan cetak merupakan unit analisis dari penelitian ini. Penulis ingin meneliti pesan yang berada dalam iklan cetak BISINIS INDONESIA versi Bunga Uang pada Majalah Media Directory 2010, interpretasi analogi yang disampaikan pada iklan cetak tersebut.













BAB IV
ANALISIS HASIL PENELITIAN

A. Profil Iklan dan Produk
Bisnis Indonesia adalah surat kabar harian dengan segmentasi pemberitaan bisnis danekonomi berbahasa Indonesia yang diterbitkan di Jakarta, Indonesia, sejak 14 Desember 1985. Bisnis Indonesia diterbitkan oleh PT Jurnalindo Aksara Grafika (PT JAG) yang merupakan kongsi bisnis empat pengusaha Sukamdani Sahid Gitosardjono (Grup Sahid), Ciputra (Grup Ciputra), Anthony Salim (Grup Salim), dan Eric Samola. Pemimpin Redaksi saat ini adalah Ahmad Djauhar dengan Wakil Pemred Arief Budisusilo.
Awalnya, koran ini berkantor di bekas bengkel reparasi mesin jahit Singer di Jalan Kramat V/8, Jakarta Pusat. Koran yang fokus pada berita bisnis, ekonomi, dan umum ini meroket berkat booming yang melanda lantai Bursa Efek Jakarta pada tahun 1987 dan akibat maraknya industri perbankan sebagai hasil penerapan kebijakan Paket Oktober (Pakto) 1988.
Pertumbuhan yang baik tersebut membuat koran ini mampu membangun gedung sendiri dan kantor pun pindah ke Wisma Bisnis Indonesia (WBI) di Jalan Letjen S. Parman Kav. 12A Slipi, Jakarta Barat, pada akhir 1990. Namun kemacetan luar biasa di lokasi tersebut dan perhitungan bisnis di masa depan membuat koran ini kembali pindah ke wilayah Segitiga Emas Sudirman.
Mulai 1 Januari 2005 kegiatan operasional Bisnis Indonesia berpusat di Wisma Bisnis Indonesia (WBI) lantai 5-8, Jalan KH Mas Mansyur No. 12A, Karet Tengsin, Jakarta Pusat. Saat ini, Bisnis Indonesia memiliki kantor perwakilan di sejumlah kota di Indonesia yakni di Medan, Pekanbaru, Batam, Bandung, Semarang, Surabaya, Denpasar, Balikpapan, dan Makassar.
Sebagai lembaga pemberitaan, Bisnis Indonesia juga menjadi pemasok tetap beberapa lembaga pemberitaan internasional seperti NewsNet Asia (yang menerjemahkan berita Bisnis ke dalam bahasa Jepang, Factiva (usaha patungan Dow Jones dan Reuters), dan ISI Emerging Markets (dari kelompok usaha Euromoney Institutional Investor Group Co.), Xinhua (kantor berita China), dan Bloomberg (kantor berita berbasis di New York, AS).
Pada 1992, koran ini melahirkan majalah berita ekonomi (MBE) berbahasa Inggris, Indonesia Business Weekly (IBW) yang kemudian ditutup.
Pada 19 September 1997, di bawah payung PT Aksara Solopos, lahir Harian Umum Solopos yang hanya dalam tempo satu tahun bisa mencapai titik impas. Pada ulang tahunnya yang kedelapan, Solopos yang berkantor di Griya Solopos, Jl. Adisucipto 190 Solo 57145, itu sudah menjadi kelompok usaha tersendiri dengan membawahi unit usaha percetakan koran PT Solo Grafika Utama, Radio Solopos FM, dan Tabloid Olah Raga Arena.
Tiga tahun berikutnya, tepatnya pada 17 April 2000, melalui PT Aksara Warta Mandarin, lahir harian berbahasa Mandarin Indonesia Shang Bao. Namun, karena satu dan lain hal, terutama masalah teknis, dua tahun kemudian sebagian besar kepemilikan saham ini beralih ke mitra usaha Sjamsul Nursalim dari kelompok Gajah Tunggal.
Tak lama berselang, Bisnis Indonesia kembali melahirkan koran komunitas Monitor Depok yang kini menjadi kebanggaan warga Depok dan sekitarnya, Tabloid Tren Digital yang mengupas seluk-beluk peranti digital, dengan penonjolan topik bahasan telepon seluler, serta Tabloid Bisnis Uang yang merupakan panduan bagi individu maupun keluarga dalam perencanaan keuangan.
Pada 20 Mei 2009, Bisnis Indonesia meluncurkan lagi koran baru Harian Jogja yang tampil dengan format, corak, maupun pendekatan yang sama sekali baru, untuk melayani kebutuhan informasi warga di wilayah daerah Istimewa Yogyakarta dan sekitarnya. Ciri pokok yang melandasi koran baru, yang oleh warga DIY lebih dikenal sebagai Harjo itu adalah pada perwajahan yang segar dan ceria serta modern. Sedangkan dari sisi konten juga lebih menonjolkan ciri jurnalisme partisipatif konstruktif, bukan sekadar memberitakan content, melainkan dengan context. Dengan demikian, warga Jogja, yang dalam waktu relatif singkat cukup mengenalnya itu, memperoleh wawasan baru, pemahaman baru atas sebuah informasi publik yang sedang terjadi. Warga DIY dan sekitarnya memberi nama panggilan akrab Pakdhe Harjo, tapi ada pula yang memanggil Mbah Harjo, Kang Harjo, dan banyak lagi atribusi yang pada intinya menyatakan keakraban mereka kepada koran bersemboyan: Berbudaya. Membangun Kemandirian itu.
Sejak 14 Agustus 2002, ada yang berubah dari penampilan harian ini. Jumlah halaman diperbanyak, diterbitkan menjadi tiga bagian/seksi.
Seksi pertama berisi masalah makro ekonomi, perdagangan, jasa, dan bisnis menengah-kecil. Seksi kedua mengulas seputar pergerakan pasar modal, bisnis keuangan, dan perdagangan komoditas. Sementara bagian ketiga membahas perkembangan bisnis teknologi informasi, manufaktur, agribisnis, dan berbagai informasi bisnis dari sektor riil.
Tampilan ini kembali berubah pada 1 Agustus 2005. Selain format koran makin compact, dicantumkan pula nama reporter penulis berita beserta alamat email si penulis berita. Pencantuman identitas secara lebih gamblang ini menandai semangat keterbukaan di kalangan pelaku pers di negeri ini. Bahkan, pencatuman e-mail ini merupakan yang pertama di Indonesia. Terobosan ini menyebabkan interaksi antara penulis berita dan pembaca semakin meningkat.
Profil Pembaca Bisnis Indonesia
 92,4% Pelanggan
 78,7% Berjenis kelamin pria
 79,4% Dalam usia produktif (25-44 tahun)
 67,5% Berpendidikan tinggi (54% berpendidikan Sarjana dan 13,5% Pasca Sarjana)
 51,9% Kalangan pengambil keputusan
 78,0% Bekerja di perusahaan swasta dan ritel
Sumber: Nielsen Media Research.
Bisnis Indonesia juga dapat diakses secara online di www.bisnis.com dengan layanan format digital edisi cetak serta breaking news. Selain itu, bagi pembaca setia Bisnis yang sedang menempuh perjalanan ke berbagai kota besar seluruh dunia, harian ini juga dapat diperoleh di Satellite Newspaper Kiosk yang dapat dijumpai di bandara maupun hotel-hotel ternama.
Situs www.bisnis.com diluncurkan pertama kali pada September 1996 dengan hanya menyajikan format digital dari cetak Harian Bisnis Indonesia. Kala itu, layanan tersebut semata-mata untuk melayani para pelanggan Bisnis yang berada di luar jangkauan edisi cetak, termasuk mereka yang berada di seluruh planet Bumi ini. Selain itu, situs tersebut juga disertai beberapa fitur yang tidak ditemukan dalam edisi cetak, misalnya pusat akses data yang ketika itu diberi nama Pusat Informasi Bisnis Indonesia
(PIBI) yang kini bernama Pusata Data dan Analisa Bisnis (PDAB). Seiring dengan kian berkembangnya lingkup pekerjaan Divisi PDAB, maka dibentuklah subinduk Bisnis Indonesia Intelligence Unit (BIIU) yang selain memayungi PDAB juga membawahi unit riset dan Pustaka Bisnis Indonesia. (www.bisnis.com)
Bisnis Indonesia mengiklankan hariannya dalam berbagai media, dalam penelitian ini unit analisis yang diiklankan adalah iklan cetak harian Bisnis Indonesia yang diterbitkan pada majalah Media Directory edisi 2010. Besar iklan cetak ini satu halaman penuh.
Majalah Media Directory adalah majalah tahunan yang diterbitkan oleh PT Infomedia Nusantara (penerbit Yellow Pages) yang terbit secara terbatas untuk kalangan media yang berguna sebagai medium informasi tentang kekinian dunia media, iklan, hingga daftar media yang lengkap dengan profilnya di Indonesia. PT Infomedia Nusanntara telah berpengalaman lebih dari 30 tahun dalam penerbitas Buku Panduan Informasi (Directory), bekerjasama dengan Serikat Penerbit Suratkabar (SPS) PT Infomedia Nusantara kembali menerbitkan edisi ke-5 “Media Directory 2010”. Penerbitan majalah ini ditujukan untuk memenuhi kebutuhan seluruh pembaca kuhususnya para pebisnis dan praktisi media yang memerlukan informasi mengenai industri media dan perkembangannya.
Directory ini berisi listing anggota Serikat Penerbit Suratkabar serta informasi industri media dan dilengkapi dengan artikel mengenai perkembangan media di Indonesia. Artikel ini merupakan referensi daripara top manajemen di industri media, pengamat media, dan pengurus harian SPS, sehingga menjadi referensi yang tepat dan dapat dijadikan tolok ukur dalam melihat industri media kedepannya. (Media Directory, 2010: 2)

B. Identifikasi dan Klasifikasi Tanda
Identifikasi dan klasifikasi tanda pada penelitian ini dilakukan dengan mengadaptasi jenis-jenis tanda berdasarkan hubungan objek dengan tanda yang dikemukanan oleh Pierce.
Pada teks iklan Bisnis Indonesia dapat diidentifikasi dan diklasisfikasikan beberapa jenis tanda dalam struktur teks sebagai unit analisis yang diteliti. Ini dapat dilihat pada tabel berikut.
Jenis Tanda Penjelasan Unit Analisis
Ikon Tanda berhubungan dengan objek karena adanya keserupaan, contoh: peta, potret. - Gambar penyiram tanaman
- Gambar bunga
- Gambar air
- Gambar konten koran
Indeks Adanya kedekatan eksistensi antara tanda dengan objek atau adanya hubungan sebab akibat, contoh: sebuah tiang penunjuk jalan, ada asap maka ada api. - Rupa bunga dan daun
- Rupa air
- Rupa penyiram tanaman
- Warna latar belakang
Simbol Hunungan yang bersifat konvensional dalam artian adanya persetujuan tertentu antara para pemakai tanda, contoh: bahasa, bendera. - Logo
- Teks tagline
- Teks slogan
- Teks body copy

1. Makna Tanda-tanda Tipe Ikon
Dari identifikasi dan klasifikasi pada tabel di atas ditemukan beberapa tipe ikon pada iklan Bisnis Indonesia. Tanda-tanda bersama maknanya dijelaskan melalui tabel berikut. Tabel di bawah ini diadaptasi dari segitiga elemen makna Pierce.
No. Tanda Objek Interpretant
1. Gambar Penyiram Tanaman Sama dengan tanda Sebagai tempat air untuk menyegarkan dan menyuburkan tanaman.
2. Gambar Bunga Sama dengan tanda Hasil dari kesuburan tanaman.
3. Gambar Air Sama dengan tanda Zat yang dapat membuat tanaman tumbuh subur dan berkembang.
4. Gambar Konten Koran Sama dengan tanda Isi yang merepresentasikan bagian-bagian yang ada di dalam Harian Bisnis Indonesia.

Tanda ikon nomor 1 terdapat tanda berupa visual penyiram tanaman yang berfungsi sebagai tempat sekaligus penyiram air untuk menyegarkan dan menyuburkan tanaman.
Tanda ikon nomor 2 terdapat tanda berupa visualisasi bunga yang merupakan dari kesuburan tanaman.
Tanda ikon nomor 3 terdapat tanda berupa visualisasi air yang memercik untuk membuat tanaman tumbuh subur dan berkembang.
Tanda ikon nomor 4 terdapat tanda berupa visualisasi konten Koran Bisnis Indonesia yang merepresentasikan bagian-bagian yang ada di dalam Harian Bisnis Indonesia, diantaranya rubrik Megapolitan, Industri, dan Finansial yang juga merupakan identitas daro Koran ini.
2. Makna Tanda-tanda Tipe Indeks
Dari identifikasi dan klasisfikasi pada tabel di atas ditemukan beberapa tanda indeks pada iklan harian Bisnis Indonesia. Tanda-tanda bersama maknanya dijelaskan melalui tabel berikut ini.
No. Tanda Objek Interpretant
1. Rupa Bunga dan Daun Mengacu pada bahan yang membentuk dan warna bunga beserta daunnya. Gambar bunga yang disusun dari lembaran-lembaran uang seratus ribuan mengiterpretasikan hasil dari kesuburan karena disirami informasi (dalam hal ini investasi) dari harian Bisnis Indonesia sehingga menghasilkan banyak uang bernominal besar dan akan terus berkembang.
2. Rupa Air Mengacu pada warna dan bentuk air. Bentuk air yang keluar dari alat penyiram tanaman disiramkan ke bunga berupa tulisan yang diinterpretasikan sebagai informasi untuk menyuburkan bunga, sementara warna biru bermakna kepercayaan.
3. Rupa Penyiram Tanaman Mengacu pada bahan yang membentuk alat penyiram tanaman. Terbuat dari lembaran Koran yang membentuk penyiram tanaman yang diinterpretasikan sumber dari informasi yang dibutuhkan untuk menyuburkan investasi. Dalam iklan ini alat penyiram air tersebut merupakan representasi dari harian Bisnis Indonesia.
4. Warna Latar Belakang Mengacu pada warna yang mendominasi iklan ini. Warna hijau bermakna kesuburan yang diinterpretasikan bahwa Bisnis Indonesia menyuburkan investasi.

Tanda indeks nomor 1, mengacu pada bahan yang membentuk dan warna bunga beserta daunnya. Gambar bunga yang disusun dari lembaran-lembaran uang seratus ribuan mengiterpretasikan hasil dari kesuburan karena disirami informasi (dalam hal ini investasi) dari harian Bisnis Indonesia sehingga menghasilkan banyak uang bernominal besar dan akan terus berkembang.
Tanda indeks nomor 2, Mengacu pada warna dan bentuk air yang keluar dari alat penyiram tanaman disiramkan ke bunga berupa tulisan yang diinterpretasikan sebagai informasi untuk menyuburkan bunga, sementara warna biru bermakna kepercayaan.
Tanda indeks nomor 3, Mengacu pada bahan yang membentuk alat penyiram tanaman yng terbuat dari lembaran Koran yang membentuk penyiram tanaman yang diinterpretasikan sumber dari informasi yang dibutuhkan untuk menyuburkan investasi. Dalam iklan ini alat penyiram air tersebut merupakan representasi dari harian Bisnis Indonesia.
Tanda indeks nomor 4, Mengacu pada warna yang mendominasi iklan ini, warna hijau bermakna kesuburan yang diinterpretasikan bahwa Bisnis Indonesia menyuburkan investasi.
3. Makna Tanda-tanda Tipe Simbol
Dari identifikasi dan klarifikasi pada tabel sebelumnya di atas ditemukan beberapa tanda dengan tipe symbol pada iklan Bisnis Indonesia. Tanda-tanda bersama maknanya dijelaskan melalui tabel berikut yang diadaptasi dari segitiga makna Pierce.
No. Tanda Objek Interpretant
1. Logo Potongan kertas bertuliskan Bisnis Indonesia yang dikaitkan pada paperclip. Bisnis Indonesia adalah harian yang merupakan investasi yang bermanfaat bagi para pelaku bisnis.
2. Teks Tagline: “Referensi Bisnis Terpercaya” Berada mengikuti Logo yang ada diatasnya. Menunjukkan bahwa Bisnis Indonesia merupakan referensi bagi para pebisnis untuk berinvestasi tanpa perlu diragaukan lagi raliabilitasnya.
3. Teks Slogan: “Ada Bisnis, Ada Bisnis Indonesia” Kata-kata yang dipakai untuk mempersuasi audiens supaya membeli produk. Mengajak target audiens untuk membaca Bisnis Indonesia setiap saat mereka berbisnis.
4. Teks Body Copy: “Informasi Kami menyuburkan Investasi dan Komunitas Anda. Kata-kata yang mengacu pada konsep iklan ini. Menegaskan melalui teks bahwa dengan membaca Bisnis Indonesia dapat menyuburkan segala jenis investasi dari berbagai komunitas yang menjadi ranah target audiens. Body copy ini adalah penegasan dari konteks kesuburan yang ingin ditinjolkan dari visualisasi iklan ini, sehingga tidak hanya gambar yang berbicara, tetapi juga kata-kata.

Tanda simbol nomor 1 logo Bisnis Indonesia, berupa potongan kertas bertuliskan Bisnis Indonesia yang dikaitkan pada paperclip. Logo ini mmeberitahukan bahwa Bisnis Indonesia adalah harian yang merupakan investasi yang bermanfaat bagi para pelaku bisnis. Bentuk tulisannya yang mirip dengan logo Bank Indonesia merupakan penegasan bahwa harian ini sama terpercayanya dengan bank sentral tersebut.
Tanda simbol nomor 2 teks tagline: “Referensi Bisnis Terpercaya”, berada mengikuti Logo yang ada diatasnya. Menunjukkan bahwa Bisnis Indonesia merupakan referensi bagi para pebisnis untuk berinvestasi tanpa perlu diragaukan lagi raliabilitasnya.
Tanda simbol nomor 3 teks slogan: “Ada Bisnis, Ada Bisnis Indonesia”, merupakan kata-kata yang dipakai untuk mempersuasi audiens supaya membeli produk. Mengajak target audiens untuk membaca Bisnis Indonesia setiap saat mereka berbisnis.
Tanda simbol nomor 4 teks body copy: “Informasi Kami menyuburkan Investasi dan Komunitas Anda adalah kata-kata yang mengacu pada konsep iklan ini. Menegaskan melalui teks bahwa dengan membaca Bisnis Indonesia dapat menyuburkan segala jenis investasi dari berbagai komunitas yang menjadi ranah target audiens. Body copy ini adalah penegasan dari konteks kesuburan yang ingin ditinjolkan dari visualisasi iklan ini, sehingga tidak hanya gambar yang berbicara, tetapi juga kata-kata.\

C. Pembahasan Hasil Analisis
1. Pembahasan Hasil Analisis Tanda dan Makna Tanda-tanda Tipe Ikon
Dari hasil analisis tanda pada iklan Bisnis Indonesia di atas ditemukan terdapat empat tanda yang bersifat ikon. Dari kelompok tanda ini kesuburan direpresentasikan melalui tumbuhnya bunga uang yang disirami oleh air informasi dari Bisnis Indonesia yang direpresntasikan sebagai alat penyiram air yang mengeluarkan air informasi yang menyuburkan.
2. Pembahasan Hasil Analisis Tanda dan Makna Tanda-tanda Tipe Indeks
Dari hasil analisis diatas ditemukan empat tanda indeks. Warna hijau yang mendominasi iklan ini juga turut mempertegas bahwa Bisnis Indonesia bersifat ‘menyegarkan’ untuk ‘menyuburkan’. Harian Bisnis Indonesia menyuburkan setiap investasi melalui informasi-informasi yang berada di dalamnya sehingga dapat mengembangkan investasi yang direpresentasikan sebagai bunga uang.
3. Pembahasan Hasil Analisis Tanda dan Makna Tanda-tanda Tipe Simbol
Dari hasil analisis ditemukan empat buah tanda tipe simbol. Simbol-simbol ini merupakan kata-kata yang mejelaskan makna tersirat yang berada dibalik iklan tersebut. Meskipun makna dari iklan tersebut sangat terlihat dengan jelas oleh pembaca yang mayoritas dari kalangan yang notabene berpendidikan tinggi, simbol-simbol tersebut dapat memperjelas makna keseluruhannya.








BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Menurut hasil analisis tanda pada bab IV maka dapat disimpulkan bahwa makna dari iklan cetak Bisnis Indonesia ini adalah harian Bisnis Indonesia merupakan ‘investasi’ yang menyuburkan investasi dari para pelaku bisnis yang menyerap infomasi dari koran ini. Dalam teks iklan Bisnis Indonesia ini menunjukkan dengan jelas bahwa informasi-informasi dalam Bisnis Indonesia sangat relevan dan reliable, sesuai dengan tagline-nya, dengan realitas dunia perbisnisan baik di Indonesia maupun di dunia internasional bagi para pelaku bisnis dalam negeri.

B. Saran
Beberapa saran dari penulis adalah sebenarnya dalam iklan Bisnis Indonesia ini tidak diperlukan bodycopy sehingga iklan ini akan lebih terlihat simple dan elegan karena visual dalam iklan ini sudah cukup berbicara. Selain itu akan lebih baik dan lebih menarik lagi apabila bunga uangnya diganti dengan pohon uang sehingga maknya bisa menjadi lebih luar biasa.

DAFTAR PUSTAKA


Arens, William F, (1999), Contemporary Advertising, McGraw-Hill, Boston
Effendy, Onong Uchjana, (1994), Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, Remaja Rosdakarya, Bandung
__________, (2000), Ilmu, Teori, dan Filsafat Komunikasi, PT Citra Aditya Bakti, Bandung
Fiske, John, (1990), Introduction to Communication Studies, Second Ed., Methuen & Co. LTD., London
Jefkins, Frank, (1997), Periklanan, Jakarta
Madjadikara, Agus S, (2007), Bagaimana Biro Iklan Memproduksi Iklan, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta
Moleong, Lexi J, (2000), Metode Penelitian Kualitatif, Rosdakarya, Bandung
Mulyana, Deddy, (2007), Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, Remaja Rosdakarya, Bandung
Rangkuti, Freddy, (2007), Riset Pemasaran, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta
Shimp, Terrence A, (2000), Aspek Tambahan Komunikasi Pemasaran Terpadu, Edisi ke-5 Jilid 1, Erlangga, Jakarta
Sobur, Alex, (2001), Analisis Teks Media: Suatu Pengantar Untuk Analisis Wacana, Analisis Semiotik, dan Analisis Framming, Remaja Rosdakarya, Bandung
__________, (2003), Semiotika Komunikasi, Remaja Rosdakarya, Bandung
Sugiarto, Dkk, (2001), Strategi Menaklukkan Pasar, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta
Wibowo, Indiwan Seto Wahyu, (2011), Semiotika Komunikasi, Mitra Wacana Media, Jakarta
Widyatama, Rendra, (2006), Bias Gender dalam Iklan Televisi, Media Pressindo, Yogyakarta
Wijanarko, Himawan, A. B. Susanto, ( 2004), Power Branding, Quantum Bisnis dan Manajemen, Jakarta.

Majalah dan Website
Media Directory 2010, PT Infomedia Nusantara, Jakarta
http://www.bisnis.com
http://www.media-directory.asia/

No comments:

Post a Comment