Pertamina dan Hubungannya dengan Publik dan Bumi
“Corporate communication is managing an organization's internal and external communications.”
Berdasarkan definisi di atas, dapat kita ketahui bahwa Corporate Communicatios adalah sebuah divisi dari sebuah perusahaan yang mengatur segala hal yang ada di dalam dan di luar perusahaan yang menyentuh baik langsung maupun tidak langsung dengan perusahaan.
Sebagai seorang praktisi junior di bidang corporate communications yang ditunjuk menjadi corporate communications executive dari perusahaan BUMN terbesar dan terkemuka di Indonesia, Pertamina, saya akan memberikan ide yang lebih segar demi kelanjutan perusahaan dan menjaga citra serta reputasi perusahaan. Pertamina sudah melakukan evolusi yang cukup baik dibandingkan BUMN-BUMN yang lain.
PT Pertamina (Persero) (dahulu bernama Perusahaan Pertambangan Minyak dan Gas Bumi Negara) adalah sebuah BUMN yang bertugas mengelola penambangan minyak dan gas bumi di Indonesia. Pertamina adalah Badan Usaha Milik Negara yang telah berubah bentuk menjadi PT. Persero yang bergerak di bidang energi, petrokimia dan usaha lain yang menunjang bisnis Pertamina, baik di dalam maupun di luar negeri yang berorientasi pada mekanisme pasar.
Pertamina pernah mempunyai monopoli pendirian SPBU di Indonesia, namun monopoli tersebut telah dihapuskan pemerintah pada tahun 2001. Perusahaan ini juga mengoperasikan 7 kilang minyak dengan kapasitas total 1.051,7 MBSD, pabrik petrokimia dengan kapasitas total 1.507.950 ton per tahun dan pabrik LPG dengan kapasitas total 102,3 juta ton per tahun.
Pertamina adalah hasil gabungan dari perusahaan Pertamin dengan Permina yang didirikan pada tanggal 10 Desember 1957. Penggabungan ini terjadi pada 1968. Direktur utama (Dirut) yang menjabat saat ini adalah Karen Agustiawan. Pelantikan Karen Agustiawan ini mencatat sejarah penting karena ia menjadi wanita pertama yang berhasil menduduki posisi puncak di perusahaan BUMN terbesar milik Indonesia itu.
Kegiatan Pertamina dalam menyelenggarakan usaha di bidang energi dan petrokimia, terbagi ke dalam sektor Hulu dan Hilir, serta ditunjang oleh kegiatan anak-anak perusahaan dan perusahaan patungan.
Visi Pertamina:
Menjadi perusahaan unggul, maju dan terpandang ( To be respected leading company ).
Misi Pertamina:
• Melakukan usaha dalam bidang energi dan petrokimia.
• Merupakan entitas bisnis yang dikelola secara profesional, kompetitif dan berdasarkan tata nilai unggulan.
• Memberikan nilai tambah lebih bagi para pemegang saham, pelanggan, pekerja dan masyarakat, serta mendukung pertumbuhan ekonomi nasional.
Perubahan yang baru ini tentunya mempengaruhi Corporate ID secara keseluruhan. Mulai dari logo, produk, pelayanan, bahkan hingga ke SPBU-SPBUnya di seluruh pelosok negeri. Pertamina sangat concern akan hal ini karena masuknya competitor yang cukup mumpuni di mata dunia.
All organisations have an identity
But
Not all organisations choose to manage it
And
Not all organisations develop their identities into a brand
Semua organisasi memiliki identitas. Namun, tidak semua organisasi memilih untuk mengatur hal tersebut. dan tidak semua organisasi mengembangkan identitas mereka melalui sebuah brand. Sadar akan hal itu, Pertamina mulai membangun citra dan reputasi positif perusahaan melalui perubahan identitas yang sangat fundamental. Setidaknya ada empat perubahan drastis dari Pertamina:
1. Logo Pertamina dari gambar kuda laut dan bintang ke “P” dengan warna biru, merah, hijau.
2. Produk-produk pertamina yang lebih di tonjolkan lagi, seperti jenis bensin Pertamax dan Pertamax Plus, Bio Diesel, serta pelumas-pelumas yang lebih ditingkatkan lagi kualitasnya.
3. Pelayanan yang optimal dari Pertamina dicerminkan oleh motto “3S” (Senyum, Salam, Sapa) dan “Dimulai daari Nol” untuk menjaga kredibilitasnya.
4. SPBU yang distandarisasi menjadi “Pasti Pas” melalui lembaga independen untuk meningkatkan kualitas di seluruh POM Bensin di Indonesia.
Memang pada awalnya perubahan corporate identity Pertamina tersebut berdampak sangat positif bagi citra dan reputasi perusahaan. Namun, belakangan Pertamina kurang konsisten menjaga standar mutunya. Seperti berkurangnya pelayanan 3S, buruknya SPBU yang telah mendapatkan sertifikasi Pasti Pas, hingga isu naiknya harga BBM bersubsidi. Memang, para kompetitor agaknya kurang berhasil untuk bersaing dengan Pertamina. Contohnya saja, banyak pom-pom Petronas yang gulung tikar, Shell yang masih saja sepi, serta Total yang belum bisa menggaet konsumen Indonesia. Tetapi tidak seharusnya Pertamina harusnya tidak nyaman-nyaman saja dengan kondisi seperti itu. Pertamina harus tetap menjaga kredibilitas dan popularitasnya di mata public strategisnya, terutama konsumen. Untuk itu, saya sebagai corporate communication executive Pertamina ingin menjalankan program-program untuk dapat mempertahankan, memperbaiki, dan mengembangkan citra dan reputasi yang dimiliki perusahaan.
Berikut beberapa pengertian dan fungsi dari corporate communications:
Corporate communications should be regarded as a new vision of the role of communication both within the organization and the interrelationships between the organization and its environment.
Corporate communication is not a new profession but a new way of looking at communication management.
Attention will have to paid to the sciences of strategic management, organization, psychology and to the development of an inter~disciplinary frame work for tackling communication problems .
To formulate and execute effective procedures in order to facilitate decision-making about matters concerning ‘the way’ of communication and communicating.
The Total Communications Domain
The structure of the internal communication
• The structure of the internal communication
Dari beberapa teori di atas, dapat kita ketauhi bahwa rana corporate communicatios sangatlah banyak. Untuk itu, saya akan mebagi beberapa program saya dalam tiga bagian, jangka pendek, menengah, dan panjang agar semua dapat terkontrol dengan baik. Berikut program-program yang akan saya jalankan.
1. Jangka Pendek
Dalam program jangka pendek ini, saya akan berfokus pada pelayanan untuk komunikasi eksternal. Customer Relations dan Investor Relations akan menjadi prioritas untuk satu sampai dua tahun ke depan.
a. Customer Relations
Pada dasarnya hubungan antara perusahaan dengan konsumen sudah cukup membaik, bahkan sangat baik dibandingkan dengan yang dulu. Citra dan reputasi Pertamina sebelumnya sangatlah buruk di mata konsumen. Mulai dari takaran yang tidak pas, begitu banyak kecurangan, petugas SPBU yang arogan, sampai fasilitas yang kurang memadai di setiap pom. Namun, sekarang yang terjadi adalah sebaliknya. Dengan “Senyum, Salam, Sapa”, yaitu program pelayanan yang telah mengubah citra perusahaan yang digalakkan oleh garda terdepan Pertamina, petugas SPBU, menjadi lebih positif di mata konsumen. Oleh karena itu, saya akan tetap mempertahankan pelayanan tersebut. hanya saja perusahaan harus lebih tegas lagi kepada para petugas untuk lebih giat menjalankan program 3S.
Untuk tetap menjaga standar mutu, perusahaan juga harus tegas dalam memberlakukan peraturan dengan lembaga independen yang menentukan apakan sebuah SPBU layak atau tidak untuk diberikan sertifikat Pasti Pas. Cukup banyak SPBU yang sbenarnya sangat tidak layak untuk mendapatkan sertifikat Pasti Pas saat ini, seperti salah satu SPBU di bilangan Karawaci. SPBU tersebut masuh menggunakan mesin “jadul” yang berpotensi adanya kecurangan dan para petugasnya pun tidak melaksanakan 3S serta masih terlihat arogan, bahkan bensin Pertamax Plus pun tidak ada. Karena itu, untuk tahun-tahun kedepan tidak aka nada lagi SPBU “jelek” yang mendapatkan sertifikat Pasti Pas karena proses penilaian akan lebih ketat lagi.
Program Customer Relations harus dipertahankan dan diperbaiki dalam waktu dekat agar para konsumen tidak lari ke kompetitor karena tidak seragamnya pelayanan yang diberikan oleh tiap SPBU. Jika perlu, pelayanan semua SPBU diseragamkan dengan pelayanan yang diberikan olehh SPBU yyang ada di Rest Area tol Jakarta-Tangerang yang merupakan SPBU terbaik di Indonesia.
b. Investor Relations
Untuk yang satu ini, saya akan lebih memberikan perhatian kepada para investor pada program jangka pendek karena investasi biasanya diperhitungkan setiap tahun. Para investor sangat menginginkan investasi mereka memberikan profit yang besar. Investor/Financial Relations harus berfookus pada kepentingn stockholders dan stakeholders. Itu adalah sebuah hokum, dan dibayar dengan dividen.
Perusahaan akan lebih transparan lagi dalam pengelolaan keuangan agar investor percaya dan mau berinvestasi. Apalagi Pertamina adalah BUMN dan BUMN selalu lekat dengan image sarang korupsi. Perusahaan harus menghilangkan image tersebit dari pikiran konsumen dan mengubah mindset mereka karena Pertamina bukanlah BUMN biasa melainkan BUMN yang sudah berskala internasional dan sudah menjauhi praktek-praktek korupsi demi kemaslahatan bangsa.
2. Jangka Menengah
Untuk program jangka menengah, saya akan berfokus pada government relations, employee relations, dan media relations. Ketiga program komunikasi terpenting setelah customer relations ini akan membawa perusahaan pada kestabilan untuk jangka waktu lima tahun ke depan.
a. Government Relations
Membangun hubungan yang berarti dengan pemerintah terkait adalah sangat mendasar bagi kesuksesan sebuah indurstri pada dunia politik saat ini. Lobbying, merupakan sebuah cara yang legal untuk memengaruhi wakil rakyat keberlalngsungan sebuah industry. Sementara Public Affairs, merupakan sikap terhadap isu-isu controversial dari kepentingan public yang diperlukan untuk kesuksesan bisnis saat ini.
Untuk itu, perusahaan akan berupaya dengan sebaik mungkin untuk penjalin hubungan yang baik dengan pemerintah dengan cara melobi mereka supaya perusahaan dapat diberikan keleluasaan dalam menjalankan aktifitasnya, terutama sebagai BUMN yang mengurusi hajat hidup orang banyak. Hubungan dengan pemerintah, termasuk para wakil rakyat, tidak boleh luput sedikitpun dari perhatian perusahaan. Lobi-lobi penting harus sukses untuk goal.
Sementara untuk Public Affairs, perusahaan harus mampu menanganinya secara tenang karena menyangkut urusan public hingga ke seluruh Indonesia. Apalagi jika sudah menyangkut isu kenaikan harga BBM bersubsidi. Public pasti tidak akan menyetujui hal tersebut, walaupun bagi perusahaan itu adalah keputusan yang sulit. Jika hubungan perusahaan dengan pemerintah berjalan dengan baik, maka beban perusahaan salam hal itu tidak akan terlalu berat karena tidak perlu menanggung beban seluruhnya.
b. Employee Relations
Komunikasi internal adalah kuncinya: dengan mengetahui para pekerja bahwa mereka senang dan menyebarkan berita yang baik melalui teman-teman dan keluarga mereka. Jangan mengejutkan para pekerja, buat mereka menjadi bagian dari proses perencanaan dan menjaga mereka tetap diberikan informmasi.
Saya akan lebih melibatkan para karyawan mulai dari tingkat board of director hingga para pekerja di SPBU untuk menjalankan program-program perusahaan. peningkatan SDM juga akan dilakukan demi menghadapi persaingan global yang sangat sulit. Perusahaan akan banyak memberikan penghargaan bagi karyawan-karyawan yang berprestasi guna memacu mereka bersaing untuk menjadi lebih baik. Pelatihan-pelatihan serta refreshing juga rutin diberikan kepada mereka agar loyalitas tetap tinggi.
c. Media Relations
Menjalin hubungan yang baik dengan media merupakan hal terpenting agar isu-isu mengenai perusahaan dapat teratasi dengan baik karena Pertamina merupakan perusahaan yang dimiliki public juga. Selain itu, nilai berita yang selalu tinggi yang dimiliki perusahaan dapat dimanfaatkan untuk mendapatkan publisitas dari media-media baik cetak maupun elektronik yang ada di Indonesia. Dengan begitu, citra yang dibangun perusahaan akan hamper selalu baik.
Media gathering merupakan salah satu sarana yang cukup efektif untuk dapat mengambil hati media. Mungkin media akan menjadi lebih subjektif dan akan lebih mendukung perusahaan, tapi itu adalah hal yang baik bagi perusahaan. Selain itu, perusahaan akan lebih banyak mengadakan acara-acara yang melibatkan media setiap tahunnya agar mereka merasa dekat dengan perusahaan.
3. Jangka Panjang
Program-program yang dijalankan untuk jangka panjang tentunya akan mengarah pada masa depan. Saya akan lebih memprioritaskan pada program CSR (Corporate Social Responsibility) dan RD (Research and Development) untuk kesejahteraan bangsa sebagai Badan Usaha Milik Negara yang menguasai hajat hidup orang banyak. Untuk program CSR, mungkin akan saman dengan program-program CSR yang dijalankan oleh perusahaan-perusahaan besar yang lain. Namun, sejalan dengan berjalannya program CSR, perusahaan juga akan terus menemukan dan mengembangkan sumber energy alternative yang lebih ramah lingkungan. Disamping karena bahan bakar yang berasal dari minyak bumi akan segera habis dalam jangka wakti 10-15 tahun ke depan, Pertamina juga akan melakukan pembaharuan tersebut sebagai pelopor dunia yang mampu menjadi pionir dalam pengembangan teknologi yang memungkinkan dunia perminyakan tidak lagi merusak bumi, malah menjaga bumi serta menyejahterakan rakyat. Dengan bahan bakar yang berasal dari sumber nabati, perusahaan akan bekerjasama dengan bidang pertanian yang tentunya akan dapaat lebih banyak menyerap tenaga kerja dibandingkan pengolahan minyak yang berasal dari dalam bumi. Pertamina, akan menjalankan program yang berkesinambungan antara perusahaan dengan masyarakat, agar bisa bersahabat dengan publik dan bumi.
No comments:
Post a Comment