Critical Review Take Home Test PR Writing: UMN Advertorial
Sebagai seorang pemula dalam proses pembuatan advertorial di media massa, kami (Fakhriy, Didit, Albert, Yodie) akhirnya mampu menyelesaikan Take Home Test Mata Kuliah Penulisan Media Public Relations pada 9 Juni 2010 setelah melalui proses yang cukup panjang di base camp kami, Rumah Didit.
Tangerang, 9 Juni 2010 – dini hari. Kami memulai proyek take home test mulai dari nol pada Senin, 7 Juni 2010 di rumah pentolan kami, Didit. Awalnya kami bingung seperti apakah advertorial itu. Namun, setelah kami berkonsultasi dengan dosen pembimbing kami yang baik hati sudah mau memberikan take home test yang sangat menantang ini , Ambang Priyonggo, akhirnya kami mengerti apa yang harus kami kerjakan. Kami memulainya dari melihat contoh Koran yang ada di perpustakaan kampus.
Proyek pengerjaan take home test pun dimulai. Saya, Fakhriy Dinansyah, mulai mengumpulkan beberapa halaman koran yang layoutnya ekuivalen dengan brief yang Pak Ambang berikan kepada kami. Setelah dirasa cukup, kami mulai membuat layout kasarnya di laptop menggunakan software Adobe Illustrator yang dilakukan bersama-sama dengan designer Albert yang memiliki kemampuan design paling “mendingan” dan dibantu oleh kami sebagai penasihat. Seharusnya untuk mengerjakan proyek ini akan lebih mudah menggunakan software Adobe InDesign, tapi lagi-lagi karena keterbatasan alat dan sumber daya, kami memaksimalkan apa yang ada saja. Sementara itu, pada waktu yang hampir bersamaan kami berempat mulai menulis teks yang akan dimasukkan ke dalam advertorial. Setelah teks selesai, saya sebagai editor melakukan spelling check dan finishing bila ada yang kurang.
Advertorial pun selesai pada hari ke dua. Pada malam harinya file sudah siap cetak. Untuk itu, kami membawanya ke printpress stelah makan malam. Di luar dugaan, setelah melihat hasil print, ada satu kesalahan fatal. Kami lupa membuat keterangan foto. Padahal kami sudah memikirkannya dan sempat memberikan space untuk itu. Namun kami memutuskan untuk memperbaiki kekurangan tersebut.
Pada hari itu juga, kami merombak apa yang kami rasa belum puas. Saya membuat keterangan foto dan kembali melakukan spelling check serta membantu teman-teman yang lain untuk menata layout yang kami anggap lebih baik. Setelah semua satu suara, “Bagus!,” kami sepakat untuk mencetak ulang hari ini juga. Semoga gak ada lagi kekurangan. Practice makes Perfect.
No comments:
Post a Comment