Thursday, 17 June 2010

Krisis Global dan Berkembangnya Online Public Relations

Public relations (PR) sekarang ini menjadi sebuah profesi yang fenomenal di dunia global. Namun, meskipun di Indonesia peran seorang PR belum terlalu booming, sudah mulai banyak orang mengenal bahwa PR adalah sebuah profesi yang bergengsi, memiliki integritas yang tinggi, dapat memberikan pengaruh yang positif maupun negatif kepada masyarakat. Sementara di dalam negeri pada awal tahun 2009, PR menjadi suatu profesi yang paling diandalkan baik oleh organisasi maupun perusahaan yang sedang mengalami krisis. PR selalu berperan mulai dari kasus lumpur Lapindo, Omni International hospital, Garuda Indonesia, Aqua, dan masih ada kasus lainnya.
Hal-hal di atas adalah beberapa peran dari PR yang sudah dikenal oleh public melalui media. Karena PR pada saat ini sudah menggunakan social media sebagai sarana publikasi apa yang pernah dijalankan oleh PR. Pada dasarnya PR memang dapat melakukan publikasi tanpa menunggu media yang memberitakan, karena itu sekarang PR bisa langsung melakukan pemberitahuan kepada masyarakat untuk memberitahukan apa yang pernah dikerjakannya tanpa menunggu para wartawan mengangkatnya menjadi berita. Tetapi tidak bisa disalahkan juga jika PR ingin menaruh harapan kepada media untuk memublikasikan program-program yang sudah dikerjakan. Seperti yang diketahui bahwa third party endorsement lebih dipercaya public daripada perusahaan itu sendiri yang melakukan pemberitaan mengenai dirinya, seperti melalui iklan ataupun advertorial.
Salah satu faktor yang mempengaruhi meningkatnya peran PR secara besar-besaran adalah krisis global. Krisis yang dialami oleh Amerika Serikat beberapa waktu lalu ternyata memiliki dampak yang sangat luas, tidak hanya bagi perekonomian beberapa negara, tetapi juga bagi perkembangan profesi PR dan web 2.0. Krisis tersebut tentu saja memberikan dampak negatif bagi kelangsungan perusahaan media cetak. Namun, dalam kenyataannya, krisis ekonomi bukanlah satu-satunya penyebab perusahaan media cetak gulung tikar. Berkembangnya web 2.0 dan pemanfaatannya untuk PR merupakan faktor yang krusial.
Web 2.0 merupakan online media yang kini banyak dimanfaatkan sebagai pengganti media cetak. Hal ini merupakan salah satu solusi dalam mengatasi masalah krisis ekonomi, yaitu untuk menekan biaya produksi. Online PR maupun online journalism memberikan beberapa kelebihan atau keuntungan yang tidak diberikan media cetak, antara lain :
1. Biaya produksi dan maintenance yang relative lebih murah.
2. Kecepatan dalam penyajian informasi.
3. Tingkat interaktif komunikasi yang jauh lebih tinggi daripada media cetak.
4. Jangkauan audience yang lebih luas, melewati batas ruang dan waktu (interkoneksitas).
5. Penyebaran informasi yang lebih cepat dan massive.
Oleh karena itu, peran media cetak mulai tergantikan oleh media online. Apalagi PR zaman ini yang sudah tidak terlalu bergantung pada publikasi di media yang berbayar. Namun, dibalik seluruh kelebihannya itu, media online juga memiliki kelemahan, seperti kurang akurat dan komprehensifnya sebuah informasi karena deadline yang sempit. Tatpi tetap saja seorang PR tidak boleh sembarangan menggunakan media online untuk mempublikasikan program-programnya, mereka harus tetap bisa menjaga kredibilitasnya agar public bisa percaya dan tidak apatis seperti sikap mereka saat ini terhadap iklan.
Social media yang menggunakan web 2.0 sudah tak jarang lagi ditemukan, seperti facebook, twitter, Wikipedia, blog, GoogleBUZZ, KasKus, dan sebagainya. Hal ini memberikan kemudahan bagi pengguna media online untuk berkomunikasi dan berinteraksi, baik dengan sesama maupun dengan perusahaan yang menggunakan web tersebut. Dalam istilah komunikasi, ini disebut “transaksional”, dimana komunikator bisa bertindak sebagai komunikan dan dalam waktu yang bersamaan komunikan juga bisa bertindak sebagai komunikator. Sehingga timbal balik bisa berlangsung secaral langsung dan cepat.
Kebebasan dalam berinteraksi yang melewati batas ruang ini kerap kali memberikan dampak yang kurang baik, seperti isu-isu negatif tentang suatu organisasi atau perusahaan. Oleh karena itu, diperlukan online monitoring untuk meng-counter ataupun mengklarifikasi isu-isu tersebut dan dijadikan sebagai suatu peluang untuk membangun citra dan reputasi yang lebih baik lagi bagi perusahaan. Online PR tidak hanya meng-counter isu-isu tersebut, tetapi juga dapat berfungsi untuk menjalin hubungan dengan para pengguna media online (customer). Online PR disini tidak hanya difungsikan di saat krisis, tetapi juga untuk memelihara hubungan baik dengan para pengguna media online yang akhirnya akan meningkatkan citra dan reputasi perusahaan atau organisasi.
Arus informasi yang berkembang cepat menuntut perusahaan atau organiasasi untuk ikut bergerak secara cepat juga. Hal ini diwujudkan dengan menggunakan online PR yang melakukan online monitoring. Secara online, perusahaan atau organisasi dapat memberikan secara cepat dan terpercaya tanggapan mengenai isu-isu yang beredar di kalangan masyarakat mengenai perusahaan tersebut.
Kecepatan dalam pemberian informasi ini berkaitan dengan kebutuhan masyarakat akan informasi yang semakin meningkat seiring berkembangnya media online, salah satunya adalah web 2.0. Seperti yang diungkapkan oleh McLuhan, perkembangan tekhnologi menyebabkan terbentuknya global village. Global village adalah fenomena dimana dunia menjadi terhubung satu dengan yang lainnya karena informasi dapat diakses melampaui batas ruang dan waktu seakan-akan dunia ini sempit (desa). Sebagai contoh, penyerang Israel terhadap bala bantuan dunia melalui misi kemanusiaan Freedom Frotilla yang terjadi di laut tengah dapat diketahui oleh dunia hanya dalam hitungan menit saja. Dan seketika itu juga kecaman masyarakat dunia terhadap Israel berdatangan, baik melalui media massa maupun social media. Terutama di twitter yang menjadikan #freedomfrotilla sebagai trending topics saat itu. Contoh terkini adalah diriliisnya iPhone4 yang telah berhari-hari menjadi trending topics di twitter merupakan salah satu keberhasilan PR dari Apple Corp. yang memanfaatkan efek domino twitter yang masif secara positif.
Dari kasus-kasus diatas, dapat diambil kesimpulan bahwa peran Public Relations dalam membangun komunkasi yang positif dengan publiknya tak lepas dari perkembangan dan konvergensi media yang berlangsung sangat cepat sekarang ini. Kebutuhan komunikasi masyarakat luas maupun publik secara khusus yang bersentuhan langsung dengan perusahaan pun sudah sangat saling ketergantungan. Kini perkembangan perusahaan sudah tidak lagi hanya ditentukan oleh seberapa besar penjualan yang berhasil mereka lakukan dan seberapa besar profit yang bisa mereka dapatkan, tetapi juga ditentukan seberapa baik citra dan reputasi perusahaan tersebut di mata publik. Sementara kebutuhan komunikasi public saat ini adalah web, web, dan web. Sehingga seorang praktisi PR dari sebuah perusahaan baik yang kecil maupun yang raksasa tidak bisa sedikitpun mengabaikan peran web bagi perusahaan.

No comments:

Post a Comment