Ical Vs Media
Kompas: Kami Sudah "Cover Both Side"
Rabu, 24 November 2010 | 17:18 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com — Menanggapi laporan Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie terkait pemberitaan yang dinilai bohong, Redaktur Pelaksana Harian Kompas Budiman Tanuredjo menyatakan bahwa medianya telah memberitakan pertemuan Aburizal Bakrie dengan Gayus H Tambunan di Bali secara cover both sides atau berimbang.
Budiman menilai, apa yang diberitakan harian Kompas telah lengkap dan sesuai dengan kode etik jurnalistik. "Kompas menunggu dari Dewan Pers saja. Kami memandang, secara etika jurnalistik, itu sudah cukup lengkap," kata Budiman sebelum menghadiri pertemuan di kantor Dewan Pers, Jakarta, Rabu (24/11/2010).
Budiman mengatakan, pihaknya telah menggunakan sumber informasi yang sesuai. Harian Kompas juga sudah melakukan klarifikasi kepada sumber-sumber informasi terkait. "Orang yang memberikan informasi kan ada ukuran, ada klarifikasi dari pihak-pihak bersangkutan," katanya.
"Ya pasti, itu kan ada cover both sides, ada yang ditanggapi juga. Sudah ada croscek," imbuhnya.
Seperti diberitakan, siang tadi Aburizal Bakrie melalui kuasa hukumnya, Aji Wijaya, melaporkan lima media ke Dewan Pers karena menganggap kelima media tersebut menulis berita bohong tentang pertemuan Ical dan Gayus di Bali.
Kelima media itu adalah harian Kompas, Media Indonesia (Harian Media Indonesia dan Mediaindonesia.com), SCTV (Liputan 6 dan liputan6.com), Metro TV (Metro TV dan metrotvnews.com), serta Detik.com.
Penulis: Icha Rastika | Editor: Marcus Suprihadi
Analisis
Pada artikel ini, Kompas sebagai media massa “paling berpengaruh” dan “paling netral” di Indonesia mencoba memberikan pembelaan terhadap dirinya sendiri. Dalam kasus yang melibatkan Kompas dalam posisi salah ini, Kompas mencoba untuk meluruskan bahwa apa yang telah dilakukannya sudah sesuai dengan prosedur dan etika jurnalistik.
Namun begitu, gaya bahasa yang dituliskan Kompas tetap menyiratkan bahwa mereka adalah surat kabar yang kredibel dengan tidak hanya membaik-baikkan dirinya sendiri. Dapat dilihat dari kata-kata yang dikutip dalam artikel ini, "Kompas menunggu dari Dewan Pers saja. Kami memandang, secara etika jurnalistik, itu sudah cukup lengkap," menunjukkan bahwa Kompas tetap netral dan tidak ngotot menunjukkan bahwa mereka tidak salah.
Bahasa low context yang ditunjukkan Kompas pun langsung mengena di pikiran pembaca maksud yang ingin disampaikan olehnya. Begitu juga dalam artikel lain yang berkaitan, Kompas seolah tetap ingin mengukuhkan eksistensinya sebagai media yang netral dan kredibel meskipun masalahnya terdapat di dalam kekritisan mereka.
No comments:
Post a Comment